Kampung Udik dan Subtitel dalam Pencarian Jodoh.....
Cowok kampung Pasundan mengejar jodoh ke Jakarta memunculkan petualangan klise. Dipoles dengan ide transformasi seorang model hura-hura menjadi muslimah, Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap berupaya mencari pasar penontonnya di tengah himpitan film Lebaran lainnya. Bisakah film ini menangkap jodohnya?
Asep adalah cowok polos dari desa Endah Pisan. Dalam perjalanan menuju acara perjodohannya dengan cewek bomber, Asep berjumpa dengan Farah, seorang model asal Jakarta. Merasakan cinta, Asep melarikan diri dari perjodohannya untuk mengejar Farah. Kedatangannya tepat ketika rombongan foto Farah diprotes massa karena pakaian yang minim. Asep menyelamatkan mereka dengan reputasinya sebagai anak keluarga terpandang di desa dan mengajak mereka tinggal di rumahnya. Saat itulah Asep meyakini bahwa Farah adalah jodohnya. Sepeninggal Farah, Asep merasa tidak kerasan di desa dan kabur dari rumah untuk mengejar Farah. Di Jakarta Asep berhasil menemukan Farah. Merasa berutang budi, Farah mengizinkan Asep menginap di apartemennya. Saat itulah benturan gaya hidup antara Asep dan Farah memunculkan kejadian demi kejadian konyol. Ketika mantan pacar Farah yang arogan bernama Brandon muncul, Asep mulai melihat sisi lain dari Farah. Mengetahui bahwa Farah sebenarnya masih memendam cinta terhadap Brandon, jalan cinta Asep menjadi terjal.
Jangan samakan Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap dengan film Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985) walaupun keduanya sama-sama menampilkan Lidya Kandou. Keduanya sangat berbeda. Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap adalah buah ide dari Benni Setiawan yang memenangkan piala Citra tahun lalu lewat 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta (2010). Menampilkan kisah klise anak kampung yang sudah sering dipakai,Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap bagaikan sebuah kisah FTV yang diulur untuk dijadikan tontonan layar lebar.
Karakter utama adalah Asep. Walaupun memiliki uang berlimpah, Asep digambarkan sebagai pemuda polos berbudi luhur yang sangat soleh. Diperankan dengan baik oleh Andhika Pratama, karakter Asep adalah gambaran kebanyakan ala sinetron tentang pemuda kampung. Ketika dia ke Jakarta, apa yang ditemuinya? Onggokan model-model sinis, kehidupan malam metropolitan, dan pacar modis yang tentu saja jahat. Kekontrasan ‘the good’ and ‘the bad’ antara kampung dan kota yang pasaran membuat alur cerita film menjadi mudah tertebak.
Untungnya Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap adalah film komedi. Dikemas dalam banyolan-banyolan yang menghibur, film ini bisa memberikan hiburan yang segar. Andhika Pratama mampu mengundang tawa lewat mimiknya yang kocak. Mungkin terkadang berlebihan, tetapi secara keseluruhan dia telah bertransformasi dengan baik. Kejenakaan pemeran pendukung seperti Polo dan Mucle juga mampu mengundang tawa. Akibatnya plot film yang standar menjadi lebih bisa diterima.
Dengan nuansa kampung yang kental dan joke-joke slapstick, Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap dimulai dengan apik. Bagian awal film yang bersetting di desa menjadi hidup dengan dialog dalam bahasa Sunda. Karena tak paham, aku merujuk pada subtitel yang ditampilkan. Bagiku ini menarik karena memang begitulah selayaknya ucapan orang di desa. Sekarang film ini menjadi film berbahasa asing tak ubahnya menonton film Thailand atau Singapura. Mengalihkan mata dari gambar ke teks terkadang bisa mengurangi konsentrasi menonton. Selisih waktu yang diperlukan untuk mencerna teks membuat kita berkonsentrasi pada alur daripada akting. Namun karena akting Andhika yang natural ditambah dukungan akting Lidya Kandou sebagai mama Asep memberikan tampilan yang bagus dan memikat, kesan menonton film asing menjadi pudar. Inilah Indonesia dengan ragam budayanya yang berbeda.
Kemudian Asep ke Jakarta dan mulailah film ini kedodoran. Lelucon jurang perbedaan antara kampung dan kota begitu klise sehingga tidak terlalu lucu lagi. Adegan makan sushi dan naik roller coaster memang mengundang senyum, tetapi terlalu biasa. Ketika permasalahan pribadi Farah mulai dimunculkan, film ini meluncur ke area cerita sinetron. Adegan demi adegan terjalin standar dengan beberapa adegan yang sebenarnya tidak perlu. Contohnya ketika Asep dirombak menjadi cowok punk dan kemudian pergi ke klub malam. Adegan ini terkesan dipaksakan dan tidak terlalu sinkron dengan karakter Asep yang dibangun sejak awal. Akhirnya toh Asep ganti baju lagi mengenakan baju koko dan disanalah lelucon bisa kembali hidup.
Dengan kelemahan ini, durasi Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap terasa begitu panjang. Salah seorang penonton di belakangku mengeluh karena filmnya tidak selesai-selesai padahal masalahnya berputar pada itu-itu saja. Masalah demi masalah yang dituturkan tidak diulas secara detil sehingga mengalir bagaikan kliping adegan. Hubungan cinta Farah dan Asep tidak bisa memunculkan emosi dan logika yang benar karena terlalu dangkal. Kok bisa-bisanya akhirnya Farah mau dengan Asep. So jumpy and just like that.
Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap adalah salah satu alternatif utama libur Ramadhan. Sayangnya salah satu aspek penting film yang kurang tergali adalah bagaimana transformasi Farah menjadi cewek muslimah. Dia bisa tiba-tiba saja muncul dengan mengenakan jilbab sementara sebelumnya berdandan seksi. Polesan untuk jadwal edar di bulan Ramadhan ini sebenarnya menarik, namun terasa sebagai tempelan muatan moral belaka. Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap bertutur bahwa jodoh ada di tangan Tuhan dan manusia harus berusaha mendapatkannya. Namun jika segampang itu perubahannya, film ini cukup jika menjadi FTV siang saja.
AGAS STAR RATING : 5 out of 10
No comments:
Post a Comment