Klik poster film berikut untuk menuju langsung ke review-nya!

10.8.11

The Resident / Antti Jokinen / 2011 (4✰)


Spoiler dan Apartemen Murah dalam Obsesi Mengintip .....

The Resident menawarkan ketegangan generik dalam cerita thriller standar yang dibintangi dan diproduseri oleh aktris yang dua kali memenangkan Oscar, Hilary Swank. Setali tiga uang dengan The Reaping (2007), Hilary tampaknya harus mulai berhenti berakting di film-film thriller semacam ini.

Dr Juliet Dermer adalah karakter utama The Resident. Merupakan dokter bedah yang sibuk dan baru saja berpisah dengan pasangannya, Juliet merasa tidak betah di apartemennya. Memutuskan pindah, Juliet menemukan apartemen baru yang luas yang ditawarkan dengan sangat murah oleh pemiliknya, seorang pria tampan bernama Max. Tinggal sendiri di apartemen yang baru, Juliet berusaha menemukan kedamaian. Sayangnya Juliet tidak sendiri di apartemen itu. Sepasang mata misterius membayangi gerak-geriknya dari balik tembok dan sesosok bayangan tak dikenal mengawasi saat-saat intimnya. Merasa ketakutan, Juliet berusaha menguak misteri ini. Semakin dekat Juliet dengan kebenaran sosok misterius yang mengawasinya, keselamatan jiwanya pun terancam. 

Pengalaman menonton The Resident bagaikan sebuah  déjà vu bagiku, secara harafiah maupun literal.  Perasaan yang sama dulu pernah kualami ketika menonton Double Jeopardy (1999). Saat film mencapai endingnya, dalam hati aku berujar, “J’ai déjà vu”, yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti aku sudah melihatnya. Ya, karena cerita yang dituturkan Double Jeopardy (1999) sudah diobral semuanya pada trailer filmnya. Begitu juga dengan The Resident. Trailer The Resident yang bisa anda lihat pada bagian awal review ini telah menunjukkan seluruh plot film dan sebagian besar kejutannya. Trailer tak ubahnya sebagai spoiler dan mengakibatkan kesan tidak memuaskan setelah menonton filmnya.

Memang skenario The Resident tidak menawarkan sesuatu yang dalam maupun sesuatu yang baru. Konsep cewek yang tinggal sendiri di apartemen dan diawasi oleh seseorang pernah diberikan pada  Sliver (1993). Namun gubahan ide lama dalam The Resident tidak dibarengi dengan inovasi lsehingga The Resident menjadi film thriller kebanyakan yang tidak berkesan. Alur cerita yang biasa tidak memberikan ruang lebih bagi akting Hilary Swank untuk berkembang. Ketakutan yang diberikan oleh The Resident merupakan resep lama yang selalu diulang oleh banyak film thriller. Seperti apa resep lama ini? Lihat saja trailernya dan anda akan tahu.

Menjamurnya apartemen-apartemen di Jakarta membuat banyak wanita-wanita karir tinggal sendiri di sebuah apartemen. Jika anda adalah salah satunya, ketakutan karakter Juliet mungkin bisa anda rasakan dan sangat beralasan. Bukannya tidak mungkin jika  pada salah satu dari sekian banyak apartemen di Jakarta ternyata telah disisipi kamera-kamera tersembunyi ataupun lubang-lubang pengintip. Kamar-kamar kos wanita single juga tidak luput dari dugaan ini. Terkadang seorang cewek independen merasa mendapatkan deal murah lewat sebuah kamar kos besar yang bagus. Di era materialistis sekarang ini, bila anda mendapatkan penawaran kos atau apartemen yang luar biasa murah, maka anda harus curiga. Barangkali saja penyewa terdahulu bunuh diri di sana. Akan tetapi walaupun hantu itu mengerikan, setan tidaklah semenyeramkan sesosok pria tak dikenal yang mengintip lekuk tubuh anda ketika berganti baju, mandi, atau bahkan saat anda tidur.

The Resident menawarkan kisah menegangkan tentang seseorang yang senang mengintip. Mengintip adalah sifat yang ada di semua orang karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu. Tadi siang, ketika mengantri busway, cowok ceking di depanku dengan khusuk mengintip ketikan chatting BB cewek di depannya. Anda mungkin juga pernah melakukannya, itu hal biasa. Namun saat mengintip berbenturan dengan nafsu, terciptalah voyeurism.

Karakter Juliet di The Resident adalah korban voyeurism yang didasarkan atas nafsu seksual yang tak terpuaskan. Menurut filusuf Amerika Stanley Cavell, menonton sebuah film  juga merupakan bentuk voyeurism tersendiri. Penonton sebuah film bagai mengenakan jubah tembus pandang Harry Potter dan mengamati secara dekat saat-saat intim para karakter dalam film itu. Bukankah anda menikmati perasaan Kate Winslet saat bercumbu dengan Leonardo diCaprio pada Titanic (1997)? Berhati-hatilah bila anda gemar menonton erotisme sebuah film, karena bila nafsu anda tidak terpuaskan pada kehidupan nyata, mungkin anda akan bisa meneror seorang Juliet seperti yang terjadi di The Resident.

Topik voyeurism yang menarik dikupas secara dangkal oleh The Resident. Walaupun memiliki pengambilan gambar dan tata suara yang pas dengan situasi yang digambarkan, The Resident terasa begitu sederhana. Seorang wanita yang diteror, kemudian lari dikejar-kejar, dan berakhir dengan dia mengalahkan lawannya; that’s it. Pesona Hilary Swank sebagai aktris yang piawai tidak terlihat di The Resident. Setelah mengubah diri dengan totalitas akting sebagai Betty Anne Waters pada Conviction (2010), Hilary tampaknya ingin bermain-main lewat The Resident sembari mengumpulkan tambahan fulus.

The Resident bisa menjadi film pilihan untuk ditonton akhir pekan bersama pasangan, tetapi cukup di DVD player saja. Bila anda ingin menontonnya, pastikan bahwa anda tidak melihat trailer aka spoiler film terlebih dahulu. Pada saat anda menontonnya, cermati perasaan anda saat melihat adegan intim Juliet di ranjang bersama kekasihnya. Di balik jubah tembus pandang Harry Potter anda masing-masing, jangan biarkan sisi voyeurism anda menyimpang dari formatnya sebagai sifat dasar manusia yang gemar mengintip. Selamat mengintip bersama The Resident!

 AGAS STAR RATING : 4 out of 10

No comments:

Post a Comment