Klik poster film berikut untuk menuju langsung ke review-nya!

7.8.11

Singham / Rohit Shetty / 2011 (7✰)


Old-fashioned dan Mobil Melayang dalam Korupsi Polisi .....

Merupakan reka ulang versi Bollywood dari film Tamil berjudul sama, Singham menawarkan aksi baku hantam hiperbolis dengan gaya retro lewat cerita yang berakar pada belutan politik dan korupsi di tubuh kepolisian.

Singham meceritakan kisah Bajirau Singham, seorang polisi desa jujur dan berotot yang memecahkan masalah kriminal di desanya secara kekeluargaan. Masalah muncul ketika seorang politikus mafia bernama Shaikant Jikre diharuskan melapor ke pos Singham untuk menandatangani perjanjian bebas bersyarat. Jaikant mengutus pesuruhnya, namun Singham memaksa dia untuk datang sendiri. Perselisihan antar mereka berdua timbul dan Jaikant merasa harga dirinya dilecehkan. Singham kemudian dimutasi ke kantor kepolisian wilayah Goa untuk menggantikan posisi inspektur polisi terdahulu yang bunuh diri karena dakwaan korupsi. Ternyata pemindahan ini hanyalah kamuflase balas dendam. Inspektur Singham mendapati bahwa seluruh jajaran kepolisian Goa telah tunduk oleh kekuasaan Jaikant, yang dengan enaknya menjalankan bisnis ilegal yang dibiayai oleh penculikan dan pemerasan. Mereka yang jujur akan ditekan habis-habisan sehingga pergi ataupun bunuh diri, seperti inspektur polisi yang lama. Di wilayah kekuasaan Jaikant inilah, Singham mengalami teror berkepanjangan yang berujung pada penculikan adik perempuan kekasih Singham. Singham yang marah besar akhirnya beraksi. Sendirian, Singham mengguncangkan seluruh sistem kepolisian Goa yang telah korup dan menghabisi kekuasaan Jaikant Shikre.

Tingkah laku kepolisian India yang korup adalah topik yang berulang-ulang diangkat oleh Bollywood. Seperti halnya di Indonesia, korupsi di India adalah sesuatu yang sistemik. Tidak lagi dianggap melanggar hukum, korupsi berubah menjadi suatu kebiasaan.  Bila uang telah berbicara, maka hukum dan keadilan dikuburkan. Permasalahan korupsi dihidupkan oleh Singham lewat ragam karakter old-fashioned yang komikal.

Sebagai film laga komedi, karakter Singham divisualisasikan lewat close-up urat otot yang mengeras dan aksi slow motion yang berlebihan. Diperankan dengan pas oleh Ajay Devgan, yang begitu memikat dalam Dilwale (1994) dan Omkara (2006), karakter Singham sangatlah cool dan katrok. Permainan peran Ajay beradu dinamis dengan Prakash Raj sebagai Jaikant Shikre, karakter antagonis klise yang arogan dan sok kejam. Sentuhan komedi pada Singham membuat durasi 143 menit terasa mengalir dengan ringan.

Mengadopsi gaya film tahun 70-an, Singham memodernisasi aksi perkelahian ala Amitabh Bachchan menjadi laga Hollywood. Ketika Singham datang menyerang, seluruh benda-benda di sekitarnya terbang melayang. Satu pukulan di perut lawan akan melontarkannya secara fantastis. Bahkan mobil demi mobil melayang dan bergulingan dalam beberapa aksi laga dalam Singham. Seorang cowok yang nonton di belakangku bahkan menceletus keras bahwa adegan Hollywood saja kalah dengan adegan Singham. Ucapan ini bernada satir, namun ada benarnya. Mengingat tujuan perkelahian yang berlebihan adalah memberikan selipan komedi di dalam laga, maka film ini telah berhasil memvisualisasikannya dengan baik.

Tidak melupakan unsur musikal yang lekat dengan era lama film Bollywood, Singham menghadirkan dua sisipan adegan ala video klip yang sebenarnya hanya sekedar pemanis saja. Kedua tarian dalam Singham adalah tempelan kisah percintaan antara Singham dan Kavya, seorang gadis kota yang sama sekali tidak dikembangkan karakternya. Penyuguhan tarian romansa mereka berdua bertujuan menurunkan ritme film yang cepat untuk sesaat. Yang justru dikumandangkan berkali-kali dalam film adalah musik latar berupa catchy tune mudah diingat mengenai Singham. Berjam-jam setelah menonton film inipun masih terngiang melodi Singham di kepala.

Singham menghadirkan cerita gaya lama yang akan mampu diterima oleh penonton berbagai kalangan dan usia. Para aki-aki di desa mungkin akan mengerenyitkan kening jika melihat film-film Harry Potter, namun film seperti Singham akan sangat jelas menghibur mereka. Film seperti Singham ini akan menjadi film layar tancap yang memuaskan karena kombinasi laga dan komedi yang solid. Untuk generasi muda, gaya tuturan Singham terasa kuno dan kampungan.  Justru karena gaya yang norak itulah Singham mampu menjadi tontonan yang berbeda dan setidaknya akan menghadirkan senyum di bibir anda.

Topik Singham mengenai korupsi sangatlah pas untuk pasar Indonesia. Kasus demi kasus tentang korupsi bermunculan di layar kaca tak ada habisnya. Daripada mencibir para politikus kita, lebih baik kita mentertawakan mereka lewat Singham. Bila kasus koruptor di Indonesia kebanyakan berujung pada benang putus tanpa solusi, Singham memberikan polisi super yang memecahkan semua problema dengan caranya sendiri.

Redup oleh gencaran Transformers Dark of the Moon (2011), Singham ditayangkan perdana akhir pekan ini hanya di satu bioskop jaringan XXI di Jakarta. Peredaran di Indonesia padahal hanya berjarak satu minggu dengan premierenya di negara asalnya. Di India, Singham adalah film yang mampu membuat pemerintah India memaksa para provider internet memblok akses situs-situs file-sharing demi menjaga Singham agar tidak bocor kepada para downloader. Sedemikian hebatnya daya tarik Singham di India tentunya membuat para moviegoers, termasuk aku, bertanya-tanya seperti apa sih film ini. Bila aku telah menontonnya, bagaimana dengan anda?

AGAS STAR RATING : 7 out of 10

No comments:

Post a Comment